RH MUTIARA IMAN
Rabu, 16 Januari 2013
(yayasan pustaka nusatama)
Mutiara Iman:
"...dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri..."
[Roma 2:11]
BACAAN PERTAMA - Ibrani 2:14-18;
14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
15 dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.
16 Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.
17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
18 Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
MAZMUR TANGGAPAN - Mazmur 105:1-9;
BACAAN INJIL - Markus 1:29-39;
29 Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas.
30 Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus.
31 Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka.
32 Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan.
33 Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu.
34 Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.
35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.
36 Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia;
37 waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau."
38 Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."
39 Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
MEDITATIO:
St. Paulus dalam Roma 2:1-18 secara gamblang mengingatkan agar kita tidak mudah menghakimi orang lain. Ketika kita menghakimi orang lain sebenarnya kita pun menghakimi diri kita sendiri karena disadari atau tidak disadari, kita pun melakukan hal yang sama dengan orang yang kita hakimi. Yang menjadi pertanyaan kita, kenapa seseorang mudah menghakimi orang lain? Seseorang mudah sekali menyalahkan orang lain. Bahkan tidak jarang orang dengan mudah menimpakan kesalahan yang dibuat kepada orang lain. Hal itu bisa terjadi karena keirihatian maupun juga karena kepenatan hidup yang dialami. Kondisi ini membuat orang mudah terperangkap dalam emosi yang tak terkendali.
Makanya dia pun mencari korban pengalihan emosinya dengan menghakimi orang lain.
Kepenatan akan semakin terasa penat kala kita tidak mau berhenti sejenak.
Yesus mengajarkan pada kita agar berani berhenti sejenak. "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, IA bangun dan pergi ke luar. IA pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana" [Markus 1:35]. Tindakan ini akan membantu kita menjadi bening melihat apa yang mesti kita lakukan dan yang tak perlu dilakukan.
CONTEMPLATIO:
Bayangkan salah satu peristiwa ketika dirimu lagi marah dengan seseorang.
Ingat kata-kata yang Anda ucapkan saat itu... Sesali semuanya...dan katakan pada Yesus: "Yesus, aku mohon ampun!"
ORATIO:
Tuhan Yesus, bantulah aku agar mampu menjauhkan diri dari dorongan menghakimi orang lain. Dekatkanlah aku pada tindakan-tindakan baik dalam hidupku. Amin.
MISSIO:
Hari ini aku tidak akan menggosipkan kejelekan orang lain.
Tuhan memberkati!